Menguak Warisan yang Terlupakan: Mengapa "99 Cahaya di Langit Eropa" Menjadi Fenomena Lintas Budaya


99 Cahaya di Langit Eropa: Perjalanan Menapak Jejak Islam di Eropa adalah novel non-fiksi kreatif yang menjadi fenomena di Indonesia. Ditulis oleh pasangan suami-istri Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra, buku ini bukan sekadar catatan perjalanan biasa; ia adalah sebuah eksplorasi spiritual, sejarah, dan budaya yang secara emosional menggerakkan pembaca untuk menyingkap jejak-jejak peradaban Islam yang terlupakan di Benua Biru.

Sinopsis: Menemukan Identitas di Negeri Orang

Premis buku ini didasarkan pada pengalaman Hanum yang menemani suaminya, Rangga, melanjutkan studi di Wina, Austria. Awalnya, Hanum merasa terasing di Eropa, namun rasa penasaran dan keinginan untuk memahami jejak Islam di benua yang mayoritas Kristen ini mendorongnya melakukan perjalanan.

Dibantu oleh Marion (seorang mualaf keturunan Turki-Austria yang kemudian menjadi sahabat karibnya) dan Rangga, Hanum menjelajahi beberapa kota ikonik Eropa: Wina, Paris, Cordoba, Granada, dan Istanbul. Perjalanan ini bukanlah perjalanan wisata biasa, melainkan sebuah safari sejarah untuk membuktikan bahwa Islam bukanlah agama pendatang baru, melainkan pernah menjadi pilar peradaban—mulai dari sains, seni, hingga arsitektur—yang kemudian menjadi fondasi Renaisans Eropa.

Kisah ini berfokus pada pencerahan pribadi Hanum saat ia menemukan sisa-sisa kejayaan Islam, seperti megahnya Masjid Cordoba yang diubah menjadi katedral, keindahan Istana Alhambra yang penuh kaligrafi Arab, dan kisah tragis pengusiran umat Islam (Morisco) dari Spanyol.

Ketegangan dalam Pencarian Jati Diri dan Sejarah

Kekuatan utama buku ini terletak pada perpaduan antara otobiografi emosional dan dokumentasi sejarah. Penulis menciptakan ketegangan antara:

  • Identitas Pribadi vs. Identitas Kolektif: Hanum sebagai Muslimah modern yang merasa kecil di Eropa, namun kemudian bangga setelah menemukan kejayaan peradaban nenek moyangnya.
  • Narrasi Resmi vs. Sejarah yang Terlupakan: Buku ini berusaha mengisi celah dalam sejarah Eropa yang cenderung mengabaikan kontribusi besar umat Islam, terutama pada masa Kekhalifahan Umayyah di Andalusia (Spanyol).

Penulis menyajikan temuan-temuan sejarah ini dengan gaya bertutur yang ringan, penuh dialog, dan dilengkapi dengan sentuhan humor dan haru, terutama dalam interaksi Hanum dengan Marion, yang menjadi simbol persaudaraan lintas iman.

Gaya Bahasa dan Visi Misi Pencerahan

Gaya penulisan yang digunakan Hanum dan Rangga adalah populer dan sangat personal. Narasi ini tidak kering seperti buku sejarah akademik; sebaliknya, ia mengalir seperti sebuah novel drama, lengkap dengan konflik keluarga, drama persahabatan, dan momen pencerahan spiritual.

Visi buku ini sangat jelas: meluruskan stigma Islamophobia dan membangkitkan kembali rasa percaya diri umat Islam akan warisan intelektual dan budayanya. Buku ini mengkritik secara halus narasi Barat yang sering kali hanya fokus pada Perang Salib dan mengesampingkan masa delapan abad di mana ilmuwan Muslim menerjemahkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan Yunani kuno.

Dilema Moral tentang Memori dan Kepercayaan

Apa yang membuat buku ini berkesan adalah dilema moralnya: Sejauh mana kita memahami dan menghargai sejarah kita sendiri, dan bagaimana kita menyampaikannya di tengah dunia yang penuh prasangka?

Buku ini menegaskan bahwa iman dan identitas seseorang dapat dikuatkan melalui penelusuran sejarah. Kepuasan emosional yang ditawarkan novel ini bukanlah dalam bentuk penyelesaian konflik cerita, melainkan dalam bentuk kesadaran kolektif—bahwa warisan Islam di Eropa adalah fakta yang harus diakui dan dipelajari.

Kesimpulan

99 Cahaya di Langit Eropa adalah karya penting yang sukses menjembatani fiksi dan non-fiksi. Novel ini sangat direkomendasikan bagi pembaca yang mencari inspirasi perjalanan, ingin mendalami sejarah Islam di Eropa, atau sekadar mencari kisah nyata yang menghangatkan hati tentang persahabatan dan penemuan diri. Buku ini bukan hanya tentang masa lalu, tetapi juga tentang bagaimana memahami masa kini melalui kacamata sejarah.

Rating: 4/5 Bintang Sebuah karya inspiring yang membangkitkan ghirah sejarah dan spiritual.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama