Eksistensi dalam Dunia yang Retak: Mengapa "Semua Ikan di Langit" Adalah Elegi Absurd yang Puitis


Semua Ikan di Langit adalah novel yang menegaskan posisi Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie sebagai penulis dengan imajinasi paling unik dalam sastra kontemporer Indonesia. Novel yang diterbitkan pada tahun 2017 ini adalah sebuah fiksi absurd yang memadukan surealisme, filosofi eksistensial, dan drama manusia yang tragis, menjadikannya sebuah perjalanan yang membingungkan sekaligus memukau.

Sinopsis: Pelarian ke Langit yang Penuh Ikan

Premis novel ini adalah metafora yang berjalan di atas premis yang sangat aneh. Kisah ini berpusat pada seorang pemuda bernama Mikael, seorang narator yang cenderung apatis dan terasing. Ia hidup di sebuah dunia yang terasa retak, di mana realitas tampaknya mulai longgar, dan elemen surealis dianggap biasa.

Mikael melakukan perjalanan, bukan ke tempat, melainkan ke sebuah konsep: Langit. Dalam dunia ini, langit tidak hanya berisi awan, tetapi juga penuh dengan ikan yang melayang, sebuah gambaran visual yang memukau namun absurd. Perjalanan ini dilakukan bersama dengan karakter-karakter eksentrik lainnya:

  • Seorang Perempuan Tak Bernama: Sosok yang misterius dan sinis, yang menjadi partner in crime sekaligus penguji moral Mikael.
  • Ayah-Ayah yang Hilang: Mikael dan perempuan itu bertemu dan berinteraksi dengan berbagai sosok yang tengah mencari atau meratapi kehilangan figur ayah mereka, yang menjadi benang merah tema trauma dan pencarian identitas.

Petualangan mereka adalah serangkaian episode yang kacau, di mana mereka harus menghadapi fenomena aneh, seperti hujan yang terbuat dari benda-benda aneh atau kota-kota yang hanya ada dalam imajinasi. Misi mereka pada dasarnya adalah menemukan makna atau setidaknya, menemukan titik kedamaian dalam dunia yang sudah tidak masuk akal lagi.

Ketegangan dalam Keruntuhan Realitas

Kekuatan utama novel ini terletak pada ketidakpastian dan ketidaklogisan yang terus-menerus disajikan. Ziggy berhasil menciptakan suasana disorientasi—di mana pembaca, seperti Mikael, merasa terus-menerus bertanya: Apa yang nyata? Apa yang penting?

  • Absurditas sebagai Realitas: Konflik utama bukanlah pertarungan fisik, melainkan pertarungan batin dalam menerima dunia yang tidak lagi menawarkan jawaban rasional. Ikan di langit bukan hanya pemandangan, tetapi simbol dari keadaan dunia yang telah kehilangan gravitasinya, baik secara fisik maupun moral.
  • Perjalanan Eksistensial: Ketegangan diciptakan melalui upaya Mikael untuk menemukan koneksi dan tujuan di tengah kekacauan, yang berujung pada pertanyaan tentang arti hidup, kematian, dan memori.

Narasi ini sering kali terasa seperti mimpi demam, di mana setiap adegan memiliki makna simbolis yang mendalam tentang trauma dan pencarian makna yang gagal di dunia modern.

Gaya Bahasa dan Penguasaan Puitika

Gaya penulisan Ziggy di sini adalah yang paling sureal dan metaforis dibandingkan karya-karya lainnya. Diksi yang dipilih sangat kaya, puitis, dan penuh ironi gelap. Dialognya seringkali filosofis, namun dibungkus dengan humor yang getir.

Tema sentral novel ini adalah kegagalan komunikasi dan warisan trauma. Sosok ayah yang hilang menjadi representasi dari otoritas yang gagal, nilai-nilai yang hilang, atau memori masa kecil yang tidak terselesaikan. Novel ini adalah sebuah elegi bagi mereka yang merasa terasing dan tidak memiliki tempat di dunia.

Dilema Moral tentang Makna dan Penerimaan

Dilema moral yang disajikan buku ini berpusat pada: Apakah kita harus terus mencari makna di dunia yang tidak bermakna, ataukah kita harus merayakan kekacauan itu sendiri?

Novel ini mengajarkan bahwa meskipun dunia penuh luka dan absurd, upaya untuk tetap mencari keindahan—seperti ikan di langit—adalah bentuk perlawanan dan harapan terakhir. Penyelesaian novel ini bersifat terbuka, meninggalkan pembaca dengan renungan bahwa hidup mungkin tidak memberikan jawaban, tetapi perjalanan untuk mencari jawabannya adalah segalanya.

Kesimpulan

Semua Ikan di Langit adalah karya yang menantang, bukan untuk dibaca sambil lalu. Novel ini sangat direkomendasikan bagi pembaca yang menyukai fiksi surealis, karya-karya yang membuat berpikir keras, dan mereka yang menghargai keindahan diksi di atas alur yang linier. Ini adalah novel yang menghantui dan memaksa pembaca untuk melihat langit dengan cara yang berbeda.

Rating: 4/5 Bintang Sebuah karya surealis yang memukau, kaya metafora, dan menantang logika pembaca.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama